Home » » Mengapa Agama menjebak dan mengikat manusia dalam pemahaman yang terbatas ?

Mengapa Agama menjebak dan mengikat manusia dalam pemahaman yang terbatas ?

Agama jika kita pelajari merupakan ilmu yang membawa manusia menuju pembebasan Jiwa, tapi pada kenyataan yang ada, mengapa agama malah menjebak manusia dan menjadikannya terikat pada pemahaman yang terbatas ? Dan seiring perkembangan jaman, agama malah membuat jiwa manusia terikat pada dualitas kehidupan dari Dunia Material yang sifatnya Maya ini.
Tentunya kita tau bahwa Agama itu berisi ajaran-ajaran yang membebaskan Jiwa. Persis seperti saat kau ingin berenang bebas di samudra yang luas, maka yang terpenting bukanlah perahu yang kau tumpangi melainkan pelajaran tentang bagaimana bisa berenang tanpa tenggelam di samudra itu.

Jika perahu itu yang terpenting bagimu, mungkin kau bisa bertahan untuk sementara waktu di atas samudra. Namun begitu badai datang dan menjatuhkanmu ke lautan, kau akan mudah tenggelam jika tidak mempraktekkan ajaran berenang dalam badai di tengah samudra.
Agama itu serupa perahu. Lalu ajaran-ajaran moral di dalamnya mirip seperti pelajaran berenang dan penyelamatan diri. Dan pengetahuan kesemestaan di dalamnya mirip seperti pengetahuan tentang samudra agar kau bisa menikmati keindahan di dalamnya.
Jika perahu membuatmu hanya mengapung di atas samudra dalam ruang terbatas, sedangkan pelajaran berenang membuatmu bisa menikmati keindahan samudra, maka renungkanlah, mana yang lebih penting bagimu. Perahu ataukah ajaran dan pengetahuan di dalamnya.
Jika disuruh memilih, saya akan memilih keduanya, karena Perahu dan pelajarannya yang bagus yang tidak memliki cacat(Simbol sifat Ego Agama) secara rohani akan membuat kita merasa bangga dan bahagia memiliki perahu dan pelajaran tersebut.

Pada hakikatnya pasti semua ajaran agama itu bersumber dari Tuhan semesta yang sama, dan pastilah ajaran itu mengandung kebaikan dan ajaran semsta yang sama. ibarat dari sumber air bening yang bersifat netral, ketika air bening itu dituangkan pada gelas yang sudah berisi kopi, susu, teh, sirup, serbuk jahe, atau lainnya, pasti akan menghasilkan sajian minuman yang berbeda.  Begitulah kejernihan pengetahuan semesta yang dialirkan pada pikiran sadar manusia, akan menghasilkan sajian kehidupan yang berbeda-beda sesuai dengan jenis muatan ego yang telah ada menemani pikiran sadar manusia itu. Mungkin jika orang yang sudah dimuati oleh ego dogma agama tidak menerima kenyataan ini, sekalinyapun menerima pasti egonya berbicara bahwa tidak ada agama lain yang sempurna selain agamanya, ya karena fikirannya sudah diselimuti ajaran ego dogma yang ada dalam agama tersebut. Maka dari itu berhati-hatilah pada ajaran yang dimuati ego, jika kau masih menginginkan pengetahuan semesta yang jernih dan murni bagi kemurnian Jiwamu.
Orang yang sudah melihat kebenaran pasti akan melihat kebenaran itu dimana-mana sebagai satu keutuhan yang sempurna. Ia akan berhenti saling menyalahkan.
Sedangkan ia yang masih terjebak pada pembenaran, akan melihat kebenaran secara sepenggal-sepenggal, seperti orang-orang buta yang menceritakan wujud Tuhan. Pikiran dan batinnya dipenuhi niat untuk saling menyalahkan dan menyalahkan.
Dan pada hakikatnya setiap agama yang meyakini doa/pemujaannya masin2 itu diterima oleh Tuhan YME, karena menurut sifatnya Tuhan YME yang adil dan mulia tidak terikat oleh suatu ciptaan dan tidak membela agama apapun. Karena kebenaran hanya milik Tuhan YME, jika ada agama yang mengaku dirinya benar dan yang lain salah, sudah dipastikan agama itu mengandung ego dan dogma yang kuat untuk saling menyalahkan.

Coba kita renungi sloka yang saya Terjemahkan dan saya tafsirkan untuk semua kalangan agama yang ada di Dunia ini:

Bagavad gita 9.23
Orang orang dari berbagai kalangan Agama dengan penuh keyakinan sesungguhnya hanya menyembah Tuhan semesta alam YME, tetapi mereka melakukannya dengan cara yang keliru.

Arti dari sloka itu adalah ketika orang orang dengan berbagai kalangan agama memuja Tuhan menurut konsep atau cara agamanya masing2, mereka lupa bahwa mereka memuja yang sama dan hanya satu, yaitu Tuhan Semesta alam YME. Akhirnya mereka bertengkar karena sifat ego dan saling menyalahkan satu sama lain.
Disinilah penyembahan Tuhan menurut setiap agama dengan cara yang keliru, wahai keturunan Manu.

Om santih santih santih om.
Salam rahayu.

0 comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar secara sopan dengan menggunakan bahasa baku yang baik dan benar demi menghindari spam.

Follow us on Facebook

Translate