Menjadi satu dengan Tuhan/Manunggaling Kawulo Gusti


     Semua umat Hindu, dari berbagai sekte, sepakat mengenai filsafat di atas. Tetapi kesempurnaan bersifat absolut, dan yang absolut tidak bisa mempunyai sifat, tidak bisa bersifat individual. Jadi bila suatu jiwa menjadi sempurna dan absolut, maka ia akan menjadi satu dengan Tuhan; ia akan menyadari Tuhan sebagai kesempurnaan dan kenyataan dari sifat dan eksistensinya sendiri, Eksistensi absolut, Pengetahuan absolut, dan Kebahagiaan absolut. Kita sering sekali membaca bahwa keadaan ini disebut sebagai kehilangan individualitas dan menjadi batu.

    Saya mengatakan, tidaklah demikian. Jika di ibaratkan ini dengan senyawa air tawar yang merupakan individualitas yang kecil dan bergerak kelaut yang sangat luas yang merupakan individualitas yang universal. Air tawar jika sudah menyatu dengan air laut maka seolah olah sudah menyatu dan menjadi air laut, padahal senyawa yang terdapat pada air tawar akan tetap sama dan tidak kehilangan individualitasnya. Karena itu, individualitas kecil yang penuh derita ini harus dihilangkan guna mencapai individualitas universal. Kematian akan sirna ketika saya menjadi satu dengan kehidupan, penderitaan akan berhenti ketika saya bersatu dengan kebahagiaan, dan semua kesalahan pupus ketika saya bersatu dengan pengetahuan itu sendiri. Inilah kesimpulan ilmiah yang amat penting. Ilmu pengetahuan telah membuktikan bahwa tubuh saya adalah satu raga kecil yang selalu berubah di dalam lautan materi yang tak terputus. Karena itu diperlukan Advaita (Kesatuan) antara tubuh dengan mitra saya yaitu jiwa.

   Ilmu pengetahuan hanyalah sebuah upaya mencari kesatuan. Begitu ilmu mencapai kesatuan yang sempurna, ia akan berhenti berkembang ketika berhasil menemukan satu unsur yang bisa dijadikan bahan baku untuk semua benda lain. Fisika akan berhenti berkembang apabila sudah berhasil menemukan satu energi yang dapat memanifestasikan semua energi lain. Dan, ilmu agama akan menjadi sempurna apabila sudah menemukan ia yang merupakan satu-satunya kehidupan di dalam semesta kematian, ia yang konstan di dalam dunia yang selalau berubah, Ia satu-satunya Jiwa yang memanifestasikan semua jiwa lain. Artinya, persatuan terakhir dicapai melaui multiplisitas dan dualitas. Agama tidak bisa bergerak lebih maju lagi. Ini adalah tujuan dari semua Ilmu.

   Semua ilmu akan mencapai kesimpulan ini dalam jangka panjang. Manifestasi, bukan penciptaan, adalah kata kunci dalam ilmu dewasa ini. Orang Hindu senang bahwa sesuatu yang ia pelihara dalam pelukannya selama berabad-abad kini akan diajarkan dalam bahasa yang lebih jelas, berlandaskan temuan-temuan ilmiah yang mutakhir.

Beberapa Hal Yang Mungkin Anda Belum Tahu (Atau Lupa) Tentang Karma [bagian 2]

apa yang kita tabur itu yang kita tuai

Beberapa hal yang mungkin anda belum tahu (atau lupa) tentang Karma  bagian II adalah artikel lanjutan dari Beberapa hal yang mungkin anda belum tahu (atau lupa) tentang Karma bagian I, jadi jika anda belum membaca bagian satu saya sarankan anda untuk membacanya terlebih dahulu 

Hukum Karma atau Karma Pala adalah salah satu hukum yang mengatur keseimbangan alam ini. Umat Hindu dan Budha sangat terbiasa dengan hukum ini karena ini adalah salah satu landasan utama dari dua agama tersebut. Namun ternyata banyak yang belum memahaminya. Artikel ini dibuat sebagai pembelajaran bagi yang belum paham, dan pengingatan bagi yang lupa. Artikel ini bukan hanya diperuntukan bagi anda yang beragama Hindu dan Budha. Mengapa demikian akan saya jelaskan dibawah. 

Saya akan memulai membahas Beberapa hal yang mungkin anda belum tahu (atau lupa) tentang Karma bagian dua.

Keempat Karma pala bersifat universal. Bersifat universal disini berarti tidak hanya mengikat mereka yang memeluk agama tertentu. Hal ini bisa dijelaskan bila kita menganalogikan karma pala sebagai listrik. Listrik sudah mengalir di dunia ini sejak lama, dan walupun ada suatu peradaban yang menyatakan bahwa mereka tidak percaya listrik, mengaggap listrik itu tidak ada, mereka akan tetap matang bila tersambar petir. Sebenarnya Karma Pala diajarkan oleh semua ajaran dengan bahasa yang berbeda. Bagi beberapa ajaran karma pala lebih dikenal dengan dosa dan pahala atau konsep tabur tuai. 

Kelima Apa yang anda terima adalah buah dari karma anda. Ini adalah hal yang sangat sering Kita lupakan. Sering pada saat kita mendapat suatu perlakuan yang tidak enak dari orang lain, kitamulai menyalahkan. Menyalahkan orang yang memperlakukan kita secara tidak mengenakan, menyalahkan diri sendiri, bahkan menyalahkan Tuhan dan mengklaim bahwa Tuhan tidak adil. Ini menunjukan bahwa kita belum memahami Karma Pala. Padahal ketidakadilan ini adalah ketidak adilan yang adil. 

Mungkin kita tidak tahu apa yang sudah kita lakukan pada mereka yang memberikan perlakuan tidak enak pada kita. akan menjadi wajar bila mereka memperlakukan kita dengan buruk bila di masa lalu kita memperlakukan mereka dengan buruk. 

terdengar abstrak memang, bamun ini dapat dianalogikan dengan hutang. Misalnya tiba tiba tanpa sebab yang jelas Pak Dogler datang secara tiba tiba mengambil uang Pak Gede sebanyak seratus juta rupiah. Pak Gede akan merasa hal tersebut sangat tidak adil. Ya itu memang suatu tindakan yang sangat tidak adil bila kita hanya melihat saat ini. Namun setelah anda selidiki, suatu saat dimasa lalu, mungkin bukan di kehidupan ini, Pak Gede mengambil sesuatu yang sebanding dengan seratus juta dari Pak Dogler. Jika anda melihatnya dengan cara demikian tentu saja Pak Gede tidak berhak untuk marah. Pak Dogler hanya mengambil apa yang menjadi haknya. 

Keenam, Bagaimana Reaksi kita adalah suatu karma baru. Dan tentu saja akan memberikan buah baru yang sesuai dengan apa yang kita tanam. Kembali ke cerita diatas. Apabila pada saat Pak Dogler tersebut mengambil seratus juta dari Pak Gede dan Pak Gede marah. Pak Gede mengejar Pak Dogler dan memukulnya, saya akan ucapkan selamat, Pak Gede baru saja menanam karma baru, dan tentu bukan suatu Karma yang baik. Karena Karma bersifat pasti dan perlu waktu, suatu saat nanti akan di atur oleh Tuhan dimana Pak Dogler akan memukul (atau menyakiti) Pak Gede. 

Namun bila Pak Gede memahami butir ke lima tadi dan menyadari bahwa itu hanyalah suatu pembayaran Karma, dan Pak Gede memaafakan dan meminta maaf pada Pak Dogler (tidak harus secara fisik, tapi secara batin saja sudah cukup) maka hutang itu selesai. Bila ternyata itu adalah karma terakhir antara pak Gede dan pak Dogler, maka di masa depan Pak Dogler tidak akan mengusik Pak Gede lagi. 

Beberapa orang tidak puas dengan cara seperti itu, mungkin karena menurut mereka itu tidak adil. bila pun merasa perlu dipolisikan, silahkan, karena itu adalah hukum manusia, dan dengan mengambil seratus juta milik Pak Gede, Pak Dogler sudah melanggarnya. Namun yang penting secara batin Pak Gede harus memahami mengapa hal tersebut terjadi dan menahan diri agar tidak menanam makin banyak karma buruk. 

Sepertinya bahasan kali ini lebih berat ya.. hehehehe namun ini adalah bahasan yang penting, karena tanpa memahami karma kita tidak akan bisa melepaskan diri dari samsara dan penderitaan. Jadi, walaupun masih banyak yang ingin saya bahas, mari kita sudahi dulu artikel kali ini dan mari kita resapi, pahami dan mulai mengaplikasikannya dalam hidup kita sehari hari. 

Bila anda berminat membaca blog pribadi saya, silahkan main ke GitaJiwa

Mencintai Tuhan Demi Cinta itu Sendiri


    Inilah doktrin cinta yang dinyatakan dalam Veda. Kali ini kita akan membahas bagaimana doktrin ini dikembangkan dan di ajarkan oleh Khrisna, yang dipercaya oleh kaum Hindu sebagai Inkarnasi Tuhan yang turun ke Bumi.
                                                                                                                           
    Ia mengajarkan bahwa manusia seyogyanya hidup di dunia ini seperti daun teratai, yang hidup di air tapi tidak pernah dibasahi air itu sendiri; jadi manusia seharusnya hidup di dunia, tapi hatinya tetap mengarah kepada Tuhan dan tangannya tetap kepada pekerjaannya.
                                                                                                                                        
    Mencari Tuhan dengan harapan mendapatkan imbalan saat ini maupun di dunia lain memang baik. Tetapi lebih baik mencintai Tuhan demi cinta itu sendiri. Ada doa permohonan berbunyi: ''Tuhan, saya tidak menginginkan kekayaan, atau anak, atau kepintaran. Jika kau berkenan, saya ingin menjalani kelahiran demi kelahiran, namun beri saya satu berkah saja, agar saya bisa mencintaiMu tanpa mengharapkan imbalan - mencintai tanpa pamrih demi cinta itu sendiri''.
                                                                                                                                        
    Salah seorang pengikut Krishna, yang waktu itu adalah Kaisar India, diusir dari kerajaannya oleh musuh-musuhnya dan harus tinggal di hutan bersama Ratunya yang bukan lain adalah para Putra Pandu dan Ibu Kunti dari serial kisah Mahabrata. Pada suatu hari, sang Ratu(Ibu Kunti) bagaimana bisa, ia, Manusia yang berbudi paling luhur, harus menanggung derita yang sedemikian besar ? Yudistira putra tertua menjawab ''Wahai Ratuku, lihatlah betapa Indahnya dan megahnya Himalaya; Saya begitu mencintainya. Gunung itu tidak memberikan apa-apa kepadaku, akan tetapi sifatku adakah mencintai semua yang indah dan megah, dan karenanya saya mencintainya. Demikian pula, saya mencintai Tuhan. Ia adalah sumber semua keindahan dan semua kelembutan. Ia adalah satu - satunya obyek untuk di cintai; adalah sifatku mencintainyaNya dan karenanya aku mencintainya. Saya tidak bersembahyang untuk apapun; dan saya tidak meminta apapun. Kumohon jika aku berdoaNya hanya karena takut akan Nerakanya, maka bukalah Nerakamu bagiku, Jika aku beribadah kepadanya karena menginginkan surganya, maka tutupulah Surgamu bagiku. Biarkan Ia menempatkanku sesukaNya. Karena aku harus mencintaiNya demi cinta. Saya tidak bisa memperdagangkan Cinta.


Beberapa Hal Yang Mungkin Anda Belum Tahu (Atau Lupa) Tentang Karma. [Bagian 1]

Tentang Karma
Beberapa hal yang mungkin anda belum tahu (atau lupa) tentang Karma. [Bagian 1]



Dalam ajaran Hindu dan Budha kita sering mendengar istilah Karma Phala atau hukum sebab akibat. Hukum ini adalah salah satu dari banyak hukum alam yang mengatur dunia ini. Sekilas hukum Karma ini hanya dipahami oleh Agama Hindu dan Budha, namun hukum ini sebenarnya diajarkan di semua kepercayaan dengan pembahasan dan bahasa yang berbeda. Saudara kita yang beragama lain mengenal konsep Dosa dan Pahala, suatu konsep bahwa apa yang dilakukan seseorang akan dicatat, dan dikembalikan kepada orang yang melakukan dengan ukuran yang tepat dan pasti. Terdengar familiar bukan? Tentu saja itu terdengar sangat familiar, hanya menggunakan bahasa yang berbeda. Namun bahkan tidak semua orang Hindu dan Budha mengerti dan memahami apa itu Karma dan bagaimana Karma bekerja.

Karma adalah salah satu hal yang menarik untuk dibahas karena dengan memahami karma phala atau hukum sebab akibat kita akan lebih mudah menjalani hidup kita dengan indah, dan kita dapat “mengatur” apa yang akan kita terima di masa depan. Tentu semua menginginkan hidup yang indah, berkecukupan dan damai. Dan hal hal tersebut hanya akan anda rasakan dengan memahami hukum karma pala. orang yang tidak memahami karma akan merasa bahwa dunia ini tidaklah adil walaupun sebenarnya Ketidakadilan yang dirasakannya adalah suatu Ketidakadilan Yang Adil.

Secara harafiah, Karma berasal dari bahasa Sansekerta dari urat kata “Kr” yang berarti membuat atau berbuat, maka dapat disimpulkan bahwa karmapala berarti Perbuatan atau tingkah laku. Dan Phala berarti buah atau hasil. Hukum Karma Phala berarti : Suatu peraturan atau hukuman dari hasil dalam suatu perbuatan.  

Disini saya akan bagikan beberapa hal yang tidak dipahami (atau terlupakan) oleh banyak orang. Bagi anda yang belum memahami apa yang saya tulis, saya harap ini akan memberikan pandangan pada anda tentang hukum karma, dan bagi anda yang sudah mengetahuinya, semoga ini menjadi penguatan dan mari sama sama kita berlatih untuk menerapkan semua dalam hidup sehari hari kita. Karena suatu ilmu tanpa diamalkan tidak akan membawa kebaikan bagi kita. 

Pertama, Pada hukum karma dikatakan bahwa kita akan mendapatkan (memanen) apa yang kita tanam. Jadi jangan harap kita mendapatkan sebuah kemakmuran bila kita tidak menanam kemakmuran, jangan berharap kita mendapatkan kesehatan tanpa menanam kesehatan, dan yang sering tidak kita sadari, jangan berharap kita memanen kesehatan setelah menanam kemakmuran karena hukum karma bersifat pasti dan adil dan tepat. Tentu saja anda tidak akan mendapatkan mangga bila menanam tanaman selain mangga. 

Kedua karma perlu waktu untuk berbuah. Sama seperti sebuah pohon, karma perlu waktu untuk menghasilkan pala. Hal ini yang sering dilupakan oleh banyak orang. Ada orang yang dalam beberapa tahun melakukan hal buruk dan bertobat, namun setelah beberapa minggu mencoba menjadi orang baik tapi terus merasakan kesialan dan akhirnya berpikir bahwa percuma melakukan hal baik karena akhirnya akan mengalami kesialan juga. 

Ini dapat dianalogikan sebagai seorang petani yang sudah menanam ubi selama bertahun tahun. Petani itu sudah memanen satu lumbung penuh dengan ubi. Suatu hari petani itu memilih untuk menanam padi. Dia mulai menanam padi dan setelah dua minggu dia merasa percuma karena walaupun menanam padi dia harus tetap memakan ubi hasil panennya sebelumnya. Ya wajar saja dia masih harus makan ubi, padi yang dia tanam memerlukan waktu untuk dapat dipanen dan dia sudah punya satu lumbung penuh ubi. Ya mau tidak mau dia masih harus memakan ubi nya. 

Ketiga  Karma bersifat tepat dan pasti. Artinya siapa yang menanam, dia yang harus menuai. Banyak pemahaman diluar sana bahwa apabila kakeknya melakukan suatu kesalahan, ada kemungkinan cucunya yang akan menerima phala nya. Hal ini tidaklah mungkin. Karma bersifat personal dan tidak dapat di pindah nama kan. Pada saat berdonasi mungkin kita bisa lakukan mewakili ayah/ibu kita, namun karma yang sudah tertulis  atas nama kita ya harus kita terima pada saat matang nanti. Kita dapat menghindar, namun itu hanya suatu penundaan. Karena kita harus menerimanya ya kita pasti menerimanya. 

Masih banyak yang dapat dibahas yang berhubungan dengan karma, namun untuk sekarang biarlah kita meresapi tiga poin yang saya jabarkan diatas. Ingat suatu pengetahuan tidak akan bermakna bila tidak diaplikasikan dalam kehidupan sehari hari kita.
Semoga artikel ini bermanfaat

-Mahotama Seputra-
Untuk membaca artikel artikel saya yang lain dapat diakses di blog pribadi saya GitaJiwa

Fakta Menakjubkan Dari Nenek-Moyang Kita

Masyarkat Indonesia adalah masyarakat yang budayanya lebih cenderung ke budaya timur. Ditimur sana merupakan salah satu gudangnya filsafat, walaupun indonesia tak kalah hebat dengan filsafatnya, namun kali ini kami ingin mengulas leluhur dari Timur yang sangat berjasa untuk dunia teknology.
   
Fakta historis tentang beberapa jenius India dan penemuan asli mereka luar biasa.

Ini mungkin mengejutkan, banyak dari kita beranggapan bahwa banyak penemuan ilmiah yang diklaim berasal dari Barat, sebenarnya berasal sebagai tanah India oleh para ilmuwan India yang besar dan filsuf. Sebelum itu, kami ingin menjelaskan sedikit tentang sebutan Acharya untuk orang India. Acharya merupakaan salah satu sebutan Guru kerohanian atau Peneliti atau Filsuf bagi masyarakat India. Disini kami ingin menjelaskan Acharya dari timur yang kejeniusannya tak kalah dengan ilmuan modern, diantaranya adalah :

Acharya Kapila (3000 SM)
BAPAK KOSMOLOGI

Dikenal sebagai pendiri filsafat Samkya, Acarya Kapila dipercaya lahir pada tahun 3000 SM dari hasil perkawinan orang suci Kardama dan Devhuti. Beliau mempersembahkan kepada dunia apa yang dikenal dengan nama Sekolah Pikiran Samkhya. Karyanya memberikan pencerahan dalam bidang prinsip – prinsip Jiwa Tertinggi (Purusha) Materi mula (Prakrti) dan penciptaan.

Konsepnya tentng transformasi energi dan penjabarannya yang luar biasa tentang atma, anatma dan elemen halus dari kosmos menempatkan beliau ke dalam posisi kelas elit Sang Master – tiada tertandingi oleh ahli kosmologi manapun. Dalam penjabarannya, Prakrti terinspirasi oleh Purusha, sehingga dikatakanlah bahwa Prakrti adalah ibu dari penciptaan kosmis dan sumber dari segala energi. Layaklah kiranya bila dikatakan bahwa Acarya Kapila mengkontribusikan babak baru bagi dunia kosmologi. Karena observasi beliau yang ekstrasensorik dan penyingkapan tabir rahasia penciptaan ini, beliau dikenal dan diberi penghargaan sebagai Bapak Kosmologi. 

Dalam Bhagavad Gita, Sri Bhagavan Krishna juga menyebutkan : 
                                                                     Bhagavad-gita 10.26
Di antara semua pohon, Aku adalah pohon beringin. Di antara resi-resi di kalangan para dewa Aku adalah Narada. Di antara para Gandharva Aku adalah Citraratha, dan di antara makhluk-makhluk yang sempurna Aku adalah resi Kapila.

http://en.wikipedia.org/wiki/Kapila






Acharya Bharadwaja (800 SM)
PERINTIS TEKNOLOGI PENERBANGAN
Acharya Bharadwaja melewatkan masa hidupnya di kota bernama Prayaga dan merupakan penggubah Ayurweda dan fisika mekanik. Beliau mengarang kitab “Yantra Sarvasva” yang telah menyertakan juga penemuan luar biasa tentang ilmu penerbangan, ilmu ruang angkasa dan mesin terbang. Beliau telah menjelaskan tiga kategori mesin terbang:
1) Mesin terbang yang terbang di bumi dari satu tempat ke tempat lainnya.
2) Mesin terbang yang melintasi satu planet ke planet lainnya.
3) dan mesin terbang yang melintasi satu alam semesta ke alam semesta lainnya.

Beliau mendesain dan mendeskripsikan sesuatu yang bahkan hingga pada masa sekarang pun masih tetap mencengangkan dunia penerbangan. Kecemerlangannya dalam bidang teknologi penerbangan tercermin dari teknik yang dijelaskan oleh beliau:
1.) Rahasia Tertinggi: Teknik untuk membuat mesin terbang agar tidak terlihat dengan penerapan hukum cahaya matahari dan udara.
2.) Rahasia Kehidupan: Teknik untuk membuat mesin angkasa menjadi terlihat melalui penerapan hukum listrik.
3.) Rahasia Spionase: Teknik rahasia untuk mendengarkan percakapan di pesawat lain.
4.) Rahasia Visual: Teknik untuk melihat apa yang terjadi di pesawat lain.
Melalui penemuan yang inovatif dan brilian ini, Acharya Bharadwaja telah dikenal sebagai perintis teknologi penrbangan.
Sumber: vimanas


Acharya Kanada (600 SM)
PENEMU TEORI ATOM
Sebagai penemu “Vaisheshik Darshan"- salah satu dari enam folosofi dasar India - Acharya Kanad adalah seorang jenius di bidang filosofi.Beliau dipercaya terlahir di Prabhas Ksethra di dekat Dwarika di Gujarat. Beliau adalah pionir di bidang realisme, hukum sebab – akibat dan teori atom. Beliau mengklasifikasikan semua benda menjadi sembilan elemen, yakni : bumi, air, cahaya, udara, ether, waktu, ruang, pikiran dan jiwa. Beliau berkata,: Setiap benda ciptaan berasal dari atom – atom yang pada gilirannya berhubungan satu dengan yang lainnya untuk kemudian membentuk molekul.” Pernyataannya mendahului John Dalton sekitar 2500 tahun berselang. Kanad juga menggambarkan dimensi dan pergerakan atom dan reaksi kimianya dengan atom – atom lainnya. Sejarahwan terkenal, T.N. Colebrook, pernah menyatakan, “Dibandingkan dengan para ilmuwan Eropa, Kanad dan ilmuwan – ilmuwan India lainnya adalah para pakar global dalam bidangnya.”http://en.wikipedia.org/wiki/Kanada


Acharya Charaka (370-283 SM)

Acharya Charaka telah dinobatkan sebagai Bapak Pengobatan. Karyanya yang termasyur, "Charaka Samhita", dianggap sebagai ensiklopedinya Ayurveda. Prinsip, diagnosis,dan penyembuhannya masih relevan karena mengandung kebenaran ilmiah, bahkan setelah beratus – ratus tahun lamanya berselang. Ketika sains anatomi dibingungkan oleh berbagai teori di Eropa, Acharya Charaka menyingkap tabir melalui kejeniusannya yang tak tertandingi itu fakta – fakta tentang anatomi manusia, embriologi, farmakologi, sirkulasi darah dan berbagai macam penyakit, seperti diabetes, tuberkulosis, penyakit jantung, dan lain – lain.


BAPAK KEDOKTERAN
Dalam “Charaka Samhita” dia telah menjelaskan kualitas medis serta fungsi dari 100.000 tanaman herbal. Dia telah pula menekankan pengaruh diet dan aktivitas terhadap pikiran dan tubuh. Dia telah membuktikan korelasi antara spiritualitas dan kesehatan fisik yang dikontribusikan luas melalui diagnosis dan sains kuratif. Dia juga mengusulkan kode etis bagi para praktisi pengobatan, dua abad sebelum dikumandangkannya sumpah Hippokrates di bidang kedokteran. Melalui kejeniusan dan intuisinya, Acharya Charak memberikan sudut – pandang yang sangat menyeluruh bagi pembelajaran Ayurweda. Dia selamanya dikenang dalam sejarah sebagai salah satu rsi-ilmuwan yang terbaik dan terhormat.

 http://en.wikipedia.org/wiki/Chanakya


Acharya Patanjali (200 SM)
FATHER OF YOGA
Sains Yoga adalah salah satu dari sekian banyak kontribusi India bagi dunia. Hakekat Yoga adalah pencarian Kenyataan Sejati melalui latihan yang berkesinambungan. Acharya Patanjali, sang penemu, terlahir di Gonda (Gonara), Uttar Pradesh. Beliau mengembangkan metode pengaturan prana (nafas hidup) sebagai sarana mengendalikan badan, pikiran dan jiwa. Hal ini memberi manfaat yang melimpah juga bagi kesehatan dan kebahagiaan di dalam diri. ke-84 posisi yoga Patanjali dengan efektif meningkatkan efisiensi sistem pernafasan, sirkulasi darah, sistem saraf, pencernaan , sistem endokrin dan banyak organ lainnya di dalam tubuh. Yoga memiliki delapan tahapan dimana Acharya Patanjali menunjukkan cara mencapai rahmat Tuhan yang tertinggi melalui disiplin yama, niyama, asana, pranayama, pratyahara, dhyana dan dharana. Sains Yoga telah meraih popularitas karena pendekatan dan manfatnya yang ilmiah. Yoga juga menempati tempat terhormat sebagai salah satu dari enam sistem filosofi di India. Acharya Patanjali akan selamanya diingat dan dikenal sebagai seorang perintis dalam bidang ilmu tentang disiplin – diri, kebahagiaan sejati dan kesadaran – diri.

Patanjli Maharishi Meditating
http://en.wikipedia.org/wiki/Patanjali
_________________________


Nagarjuna (100 M)
SANG AHLI KIMIA
Terlahir di desa bernama Baluka, Madhya Pradesh, dia mendedikasikan waktunya untuk melakukan penelitian selama 12 tahun, hingga menghasilkan penemuan – penemuan luar biasa di bidang kimia dan metalurgi. Mahakarya tertulis seperti “Ras Ratnakar,” “Rashrudaya” dan “Rasendramangal” adalah kontribusi fenomenalnya di bidang sains kimia. Saat alkemis Inggris gagal dalam eksperimennya, Nagarjuna telah menemukan proses kimia mentrasmutasi besi menjadi emas. Selain dikenal sebagai pengarang buku – buku kedokteran seperti “Arogyamanjari” dan “Yogasar,” dia juga memberikan kontribusi yang sangat signifikan terhadap pengobatan kuratif. Karena kejeniusan dan ke”mahabisaan”nya ini, dia krmudian dipercayakan menjadi Penasehat di universitas terkenal, University of Nalanda, dan sampai saat ini masih tetap mengundang decak kagum ilmuwan modern.
Sumber


ARYABHATT (476 M-550M
PAKAR ASTRONOMI DAN MATHEMATIKA
Aryabhatt lahir pada 476  Masehi di Kusumpur. Beliaulah yang menjelajahi batas – batas matematika dan astronomi. Pada 499 M, pada saat beliau berusia 23 tahun, beliau menulis teks tentang astronomi dan risalat non – paralel dalam matematika berjudul “Aryabhatiyam.” Beliau merumuskan proses kalkulasi pergerakan planet – planet dan saat – saat gerhana. Aryabhatt adalah yang pertama kali memproklamirkan bahwa bumi berbentuk bundar, berputar pada sumbunya, mengitari matahari - 1000 tahun sebelum Copernicus mempublikasikan teori heliosentris.

Beliau juga dikenal karena menghitung p (phi) hingga empat digit di belakang koma: 3,1416 dan juga membuat tabel trigonometri. Beratus – ratus tahun kemudian, pada tahun 825 M, matematikawan Arab, Mohammed Ibna Musa mengamini bahwa nilai phi diambil dari India, “Nilai ini telah diberikan oleh Hindu.” Dan yang terpenting, kontribusinya yang paling spektakuler adalah konsep angka nol, yang tanpanya tak mungkin ada teknologi komputer moderen seperti sekarang ini. Aryabhatt adalah Sang Virtuoso dalam bidang matematika.
http://en.wikipedia.org/wiki/Aryabhata


Varahamihira (505-587 M)
AHLI ASTROLOGI DAN ASTRONOMERA TERKENAL
Warahamihira lahir di kapitthaka pada masa 505 M - 587 M, beliau  adalah seorang ahli astrologi dan astronomi yang merupakan salah satu dari sembilan permata Raja Vikramaditya di Avanti (Ujjain). Buku Warahamihira berjudul “Pancha Siddhanta” mendapatkan tempat yang sangat terhormat di bidang astronomi. Dia mencatat bahwa bulan dan planet – planet bersinar bukan atas sinarnya sendiri, melainkan karena memantulkan cahaya matahari. Dalam bukunya yang lain, :"Bhurad Samhita” dan “Bhurad Jatak,” beliau menyingkap tabir cabang ilmu alam, seperti geografi, konstelasi, sains, botani dan ilmu hewan. Dalam risalahnya tentang botani, Varahamihira menyajikan penyembuhan atas berbagai macam penyakit yang sering dialami oleh tanaman. Rsi- ilmuwan masih tetap eksis melalui kontribusinya yang unik bagi sains astrologi dan astronomi.
http://en.wikipedia.org/wiki/Var%C4%81hamihira


 Bhāskarāchārya II (1114-1185 MASEHI)
Sang Jenius Aljabar
Bhaskaracharya lahir di desa bernama Vijjadit (Jalgaon) di Maharastra. Karya – karyanya meliputi Aljabar, Aritmetika dan Geometri, bidang ilmu yang membuatnya kemasyuran dan keabadian. Karya matematikanya diberi judul "Lilavati" dan "Bijaganita" dan dipandang sebagai karya yang tak tertandingi dan fenomenal karena menunjukkan kecerdasannya yang luar – biasa. Karena itulah, tidak mengherankan jika karya – karyanya itu telah diterjemahkan ke dalam banyak bahasa – bahasa dunia.

Dalam salah satu risalahnya, "Siddhant Shiromani" dia menuliskan posisi planet, gerhana, kosmografi teknik matematika dan perlengkapan – perlengkapan astronomi. Dalam "Surya Siddhant" dia membuat sebuah catatan tentang gaya gravitasi: “Benda – benda terjatuh ke bumi disebabkan oleh gaya tarik bumi. Oleh sebab itu, bumi, planet, konstelasi, bulan, dan matahari tetap berada di dalam orbitnya disebabkan oleh gaya tarik ini.” Bhaskaracharya adalah orang pertama yang menemukan teori gravitasi, 500 tahun sebelum Sir Isaac Newton. Dia adalah jawara di antara para matematikawan pada masa abad pertengahan India. Karya – karyanya membakar imajinasi ilmuwan – ilmuwan Persia dan Eropa, yang melalui penelitian terhadap karya – karyanya mendapatkan kemasyuran dan popularitas.
http://en.wikipedia.org/wiki/Bh%C4%81skara_II


Banyak ilmuwan barat terkemuka termasuk pemenang hadiah nobel mengakui atau memuji kesamaan ajaran-ajaran Agama Hindu dengan Ilmu Pengetahuan. Beberapa diantaranya adalah:
  
 Max Muller: Veda akan terus dikagumi dan dihargai selama samudera dan gunung masih ada di atas bumi.
  
 Ralph Waldo Emerson: Veda memuliakan hidup kita. Seluruh filsafat dan ilmu pengetahuan Barat tampak kecil dan tak berarti di hadapan Veda. Seluruh manusia di bumi ini harus kembali ke Veda.
  
 Pall Thema: Veda adalah dokumen mulia, dokumen yang tidak saja bernilai dan menjadi kebanggaan India tetapi bagi seluruh umat manusia, karena di dalamnya kita melihat manusia berupaya untuk mengangkat dirinya di atas keberadaan dunia ini.
  
 Arthur Schoupenhour: Ini meyakinkan orang banyak bahwa Veda adalah abadi dan tidak dapat dijawab oleh manusia dan bahwa Veda berasal dari Brahman, yang adalah penciptanya.
  
 Prof. Heeren: Veda berdiri tegak sendirian dalam kemegahannya sebagai mercusuar cahaya suci bagi gerak maju kemanusiaan.
  
 Lord Morley: Apa yang ditemukan dalam Veda, tidak ada di tempat lain.
  
 Leo Tolstoy: Agama Veda tidak hanya agama yang tertua tapi juga agama yang paling sempurna. Ia menempati posisi pertama dan yang paling utama di antara agama-agama dunia.
  
 Gerald Heard mengatakan, ”Vedanta sangat ilmiah tentang – hukum-hukum yang mengatur alam semesta.”
  
 Dr. Kenneth Walker yang menyanjung kebijaksanaan Veda dan mengatakan, ”Vedanta merupakan suatu usaha untuk meringkas seluruh pengetahuan manusia dan membuat manfaat seluruh pengalaman manusia. Pada suatu saat ia adalah agama, pada saat lainnya filsafat dan saat lainnya lagi ilmu pengetahuan.” Dengan kata lain 3 pilar ilmu pengetahuan dunia, terdapat di dalam kitab suci Hindu (Veda) yaitu ontologi, epistemologi dan aksiologi.

    Sarvepalli Radhakrishnan: Setelah musim dingin selama beberapa abad, kita sekarang berada pada periode kreatif dari agama Hindu. Kita mulai melihat pada agama kita yang telah berusia berabad-abad dengan pandangan mata segar.

    Albert Enstein: Ketika saya membaca Bhagavad Gita lalu merenungkan tentang bagaimana Tuhan menciptakan jagat raya ini, segala hal lain terasa begitu tidak bermakna.Kita berhutang   banyak kepada orang India yang mengajarkan kita bagaimana   menghitung, tanpa itu penemuan yang bermanfaat ilmiah ini tidak mungkin dilakukan.

    Dr. Arnold Joseph Toynbee: “Sekarang telah menjadi jelas bahwa satu bab yang memiliki awal Barat akan seharusnya memiliki satu akhir India bila dia tidak ingin berakhir dalam penghancuran diri sendiri dari ras manusia. Pada saat yang amat sangat berbahaya dari sejarah manusia, satu-satunya jalan keselamatan adalah jalan kuno Hindu. Di sini kita memiliki sikap dan semangat yang dapat membuat mungkin bagi ras manusia untuk tumbuh bersama dalam satu keluarga tunggal. Jadi sekarang kita berpaling ke India : hadiah spiritual ini, yang membuat manusia (memiliki) kemanusian (that make a man human), masih tetap hidup dalam jiwa-jiwa India. Teruslah memberikan hal ini pada dunia. Tidak ada apapun yang lain yang dapat memberikan demikian banyak untuk membantu ras manusia (mankind) menyelamatkan dirinya dari penghancuran.” (Sejarawan Inggris 1889 – 1975).

    
W. Heisenberg: “Setelah perbincangan tentang Filosofi India, beberapa ide mengenai Fisika Quantum yang tampaknya gila tiba-tiba menjadi lebih masuk akal.” (Ahli fisika Jerman, 1901-1976)
     Prof. Brian David Josephson: ''Vedanta dan Sankhya memegang kunci proses hukum-hukum pikiran yang berhubungan dengan Bidang Quantum. Seperti operasi dan distribusi partikel-partikel pada level atom dan molekul.” Ahli Fisika Wales, penerima Nobel termuda

    Jean-Sylvain Bailly (1736-1793) seorang Astronom Perancis menyatakan: "Perjalanan bintang dihitung oleh orang-orang Hindu sebelum 4500 tahun bahkan tidak berbeda satu menit pun dari tabel Cassine dan Meyer (digunakan di abad 19). Tabel-tabel Hindu memberikan variasi tahunan yang sama dari bulan sebagai yang ditemukan oleh Tycho Brahe, suatu variasi tidak dikenal sekolah Alexandria dan juga orang Arab yang mengikuti kalkulasi-kalkulasi dari sekolah itu...".
Masih banyak para ilmuan barat yang mengikuti ajaran Upanisad seperti Oppenheimer, Sagan, Capra, Carl Jung, Pierre de Simon, Laplace, Nicola Tesla, dan masih banyak lagi.

     Huston Smith (1919) seorang filsuf, penulis paling fasih, sarjana Agama termasyur yang mempraktekkan Hatha Yoga. Ia berkata, "Selagi barat masih berpikir, barangkali tentang 6.000 tahun usia alam semesta,, Umat Hindu telah memikirkan berbagai zaman, dan beribu-ribu tahun, dan galaksi-galaksi sebanyak pasir dari Gangga. Alam semesta sedemikian luas sehingga Astronomi (ilmu perbintangan) modern terselip kedalam pelukannya tanpa suatu riak."

Sumber artikel : - http://www.cortona-india.org
                           - www.bhupendratechniques.com

Mencari Kebahagiaan Abadi


  Jiwa  manusia bersifat abadi, sempurna, tidak terbatas; dan kematian hanyalah perubahan dari satu badan ke badan lainnya. Masa lalu merupakan jawaban atas kehidupan masa kini, masa depan merupakan ketentuan pada saat kehidupan masa ini. Jiwa akan terus bervolusi dalam siklus samsara. Tetapi ada pertanyaan lain: Apakah manusia layaknya kapal kecil di laut  yang bergolak, terlempar ke atas dan ke bawah, berguling maju mundur di atas kemurahan hati dari tindakan baik dan buruk, dan tak berdaya menghadapi arus sebab-akibat yang tidak mengenal belas kasihan; atau sebuah rama - rama kecil yang di letakkan di bawah roda sebab-akibat yang akan menggilasnya tanpa belas kasihan ?

   Hati serasa menciut memikirkan hal semacam ini, akan tetapi inilah Hukum Alam. Apakah tidak ada Harapan, jalan keluar ? Haruskah kita putus asa ? Seorang pendeta Vedic ingin menjawab pertanyaan itu; maka ia berdiri di hadapan Dunia dan mengatakan: ''Dengarlah, anak - anak dengan kebahagian abadi! Saya telah menemukan Orang Bijak yang melampaui semua kegelapan dan kegelisahan; dengan mengetahuiNya saja kamu akan dibebaskan dari siklus Samsara''. Izinkan saya menyebut anda, saudara - saudaraku, sebagai pewaris kebahagiaan abadi. Ya orang Hindu menolak memanggil anda sebagai Pendosa. Anda adalah anak - anak Tuhan Semesta, pewaris kebahagiaan abadi, orang - orang suci dan sempurna. Mengatakan seseorang sebagai pendosa justru merupukan tindakan yang berdosa; tindakan itu menghina sifat manusia, sekaligus menghina penciptanya. Dengan kata lain memuliakan manusia berarti memuliakan penciptanya, menghina dan menistakan manusia berarti menghina dan menistakan penciptanya.  Bangkitlah para singa, dan hentikan menganggap dirimu sebagai domba. Kau adalah jiwa yang abadi, jiwa yang bebas dan diberkahi. Kau bukanlah sebuah benda, bukan pula sebuah tubuh. Materi (tubuh) adalah pelayanmu, janganlah kau menjadi pelayan bagi Materi (tubuh). Dengan kata lain, janganlah kamu di jadikan Budak fikiran yang terus-menerus membuat-mu keluar kendali dan jatuh kelembah kebodohan (Avidya) dalam mengendalikan nafsu. Dari semua musuh yang telah kutemui, musuh terberat dan terbesar adalah diri sendiri.

   Jadi, Veda tidak menyajikan berbagai hukum yang tidak mengenal ampun, atau hukum sebab-akibat yang tidak ada ujungnya. Tetapi, di atas semua hukum itu, dan dalam setiap partikel materi dan kekuatan, hanya ada satu, dan  ''atas perintahnya angin bertiup, api membakar, awan menjadi hujan dan kematian melintas di bumi''.

   Ia ada di mana-mana, ia yang murni dan tak berbentuk, Yang berkuasa dan pemurah. Para orang suci Vedic (Resi) bernyanyi kepada Semesta, ''Kau adalah ayah kami. Kau adalah ibu kami. Kau adalah teman yang paling kami kasisihi. Kau adalah sumber semua kekuatan; berilah kami kekuatan. Kau adalah sumber adalah yang memikul beban semesta; bantulah kami memikul beban kehidupan yang kecil ini''. Jadi bagaimana kita menyembahnya ? Melalui cinta. ''Izinkan aku untuk menyembah kemuliaanmu sebagai seorang Ibu, Ayah, Kekasih Dsb, yang lebih berharga dari apapun di dunia ini saat ini maupun pada kehidupan yang akan mendatang.

Apa itu Samsara ?

Saṃsara atau sangsara dalam agama Buddha adalah sebuah keadaan tumimbal lahir (kelahiran kembali) yang berulang-ulang tanpa henti. Selain agama Buddha, katasamsara juga ditemukan dalam agama Hindu, Jainisme, serta beberapa agama terkait lainnya, dan merujuk kepada konsep reinkarnasi atau kelahiran kembali menurut tradisi filosofikal India.
Hal ini bisa di anologikan ketika di saat seseorang tidak naik kelas, di saat itulah seseorang masih punya kesempatan untuk memperbaiki kesalahan - kesalahan yang telah kita lakukan, begitu juga sama halnya terhadap siklus samsara yang memperbaiki kesalahan - kesalahan yang kita lakukan selama di dunia.

Baca juga: - Samsara perjalanan Sang Jiwatman
                 - Saya adalah Jiwa, bukanlah Raga

Tuhan maha adil dan pemurah dalam mengatur segalanya, begitu juga adanya siklus Samsara yang sudah merupakan ketetapan Tuhan sebagai Hukum Alam. Dalam siklus kelahiran yang berulang - ulang ini kita terus di kasih kesempatan agar  bisa memperbaiki karma yang telah kita buat di masa lalu .

    Dalam pandangan Agama Semetik/Samawi kehidupan hanya sekali dan manusia akan di adili setelah adanya hari Pengadilan di akhirat setelah kiamat nanti. Sempat saya berdiskusi dengan mereka, saya bertanya kapan hari dimana kita untuk memperbaiki Karma yang telah kita lakukan selama di Dunia ? mereka menjawab, kehidupan ini masih lama, manfaatkanlah kehidupan di dunia yang sekarang ini sebagai hari dimana kita untuk bertobat atau memperbaiki Karma yang telah kita lakukan. Saya berfikir, apa mungkin kehidupan ini masih lama ? ada yang mati di dalam rahim, ada yang mati di gebukin warga ketauan maling, ada yang mati cuman gara gara uang seribu rupiah, ada yang mati kelaparan, dsb serta semua itu belum ada yang sempat bertobat.

    Dan jika kehidupan hanya sekali, apa sebabnya dari beberapa orang yang dilahirkan dengan penuh kebahagian, mempunyai kesehatan baik, dengan tubuh yang indah, mental yang kuat dan semua kebutuhan terpenuhi. Sedangkan orang lain hanya dilahirkan dengan keterbatasan fisik maupun mental, ada yang tanpa tangan atau tanpa kaki, ada yang idiot, dan dengan menjalani kehidupan yang penuh kesengsaraan.
Jika semua itu di ciptakan tanpa sebab dan melainkan hanyalah sebuah takdir Tuhan, maka mengapa Tuhan yang maha adil dan pemurah menciptakan satu orang bahagia tetapi yang lain tidak bahagia ?
Mengapa ia pilih kasih ?
Mengapakah Manusia harus sengsara bahkan disini, dalam rengkuhan Tuhan yang Mahaa adil dan pemurah ?
Tidak ada artinya mengatakan bahwa mereka yang sengsara pada kehidupan ini akan menjadi lebih baik di kehidupan yang akan mendatang.
   
   Gagasan Tuhan sebagai pencipta tidak menjelaskan anomali  di atas, melainkan hanya mengungkapkan tindakan kejam dari seorang makhluk yang mempunyai kekuasaan penuh. Jika semua itu di jawab dengan memberi pernyataan bahwa "terserah Tuhan yang menciptakan", itu sangatlah tidak masuk akal, Karena bertentangan dengan sifat Tuhan yang Maha adil, penyayang dan pemurah. Karena itu, harus ada sebab, sebelum kelahiran, yang membuat seseorang sengsara atau bahagia, yaitu tindakan kehidupannya di masa lalu.

    Pembahasan mengenai Samsara/Purnabhawa/Reinkarnasi tidak lepas dari pembahasan Atman / roh. Dalam pandangan Agama semetik/samawi, Atman / roh seseorang di tiupkan oleh Tuhan ke badan fisik dan mereka hampir tidak bisa membedakan antara roh dan badan, dan tidak sedikit yang menganggap roh dan badan itu sama. Dalam agama Hindu Atman / roh merupakan bagian terkecil dari Tuhan yang berada pada setiap makhluk yang bersifat kekal sedangkan badan hanya sebuah sarananya yang sifatnya tidak kekal, hal ini bisa di ibaratkan dengan air laut yang sangat luas yang merupakan sumber dari Atman / roh yaitu Tuhan, dengan butiran embun dari laut yang terserap oleh sinar matahari yang merupakan Atman/roh itu sendiri. Dalam pandangan Hindu, Atman / roh pada hakikatnya bersifat abadi, suci, dan terbebas dari segala dosa.
Atman/roh memiliki intisari yang sama dengan Tuhan. Atman yang merupakan pusat spritual dalam tubuh manusia adalah sumber dari pengetahuan, kekuatan, cinta kasi, dan kemurnian yang tiada batasnya. Menurut pandangan Hindu, Atman / roh yang sama berada pada dalam semua makhluk hidup termasuk hewan dan tumbuhan. Perbedaannya bukan terletak pada Atman / roh, tetapi pada tingkatan manifestasi yang bergantung pada jenis badan fisik yang berhubungan dengan Atman / roh trsbt.

    Dalam lapisan tubuh menurut agama Hindu, terdapat lapisan yang sangat halus, yang bernama Ananda - maya kosa yang merupakan singgasana emas bagi Atman / roh suci. Lapisan badan ini terbentuk dari energi alam semesta yang transenden. Tidak termanifestasi atau tidak terwujud, tapi ada. Tubuh ini bisa berupa tempat kosong bagi  orang yang belum mengerti  tentang fungsi adanya Atman/Roh sendiri. Tubuh ini merupakan tujuan Utama dari setiap orang yang menjalani spritual. Tubuh Atman / roh ini bersifat pasif terhadap apa yang kita pikirkan, kita perbuat dan kita kerjakan. Tubuh Atman / roh ini tidak terpengaruh dengan urusan duniawi karena tingkat kesadarannya Suci dan Tunggal, Mutlak atau Esa. Tujuan utamanya hanya memberi kekuatan Hidup ( Prana ) pada tubuh fisik kita.

   Weda menjelaskan bahwa Atman / roh adalah energi atau daya hidup yang kekal. penjelasan seperti itu sangat sesuai dengan Hukum Kekalan Energi dalam ilmu Fisika. Bahwa energi tidak dapat di ciptakan dan tidak dapat di musnahkan, energi hanya dapat berpindah dan berubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain. Dengan demikian, Atman / roh tidak bisa musnah, tidak bisa lenyap atau kehilangan sifat individualitasnya. Ia hanya berpindah dari satu badan jasmani ke badan jasmani lainnya, sesuai dengan karma dan kebiasaannya.

          [Bhagavad gita 2.20]
Tidak ada kelahiran maupun kematian bagi sang atman/roh pada saat manapun. Dia tidak tidak diciptakan pada masa sekarang, dan dia tidak akan diciptakan di masa yang akan datang. Dia tidak dilahirkan, berada untuk selamanya dan bersifat abadi. Dia tidak terbunuh apabila badan ini terbunuh.

    Walaupun kehidupan ini terlihat sangat singkat dan seolah-olah hanya sekali saja,  tapi sesungguhnya semua mahluk sudah mengalami jutaan pengalaman kelahiran dan kematian dalam siklus samsara.

 Sejak jaman yang sanga kuno sampai jaman sekarang ini,  para orang-orang suci dengan kekuatan mata bathin beliau telah dapat mengetahui adanya fenomena samsara. Di dalam kitab suci Weda sendiri terdapat puluhan sloka yang membahas tentang samsara,  seperti misalnya

        [Bhagavad gita 2.22] 
Sepertinya halnya seseorang mengenakan pakaian baru, dan membuka pakian lama, begitu pula sang atman/roh menerima badan - badan jasmani yang baru, dengan meninggalkan badan - badan lama yang tidak berguna.

        [Bhagavad gita 2.27]
Orang yang dilahirkan pasti akan meninggal, dan sesudah kematian, seseorang pasti akan di lahirkan kembali. karena itu, dalam melaksanakan tugas kewajibanmu yang tidak dapat dihindari, hendaknya engkau jangan menyesal.

        [Atharva Veda lX.10.8]
Atman/roh sebuah tubuh yang mati,  mengambil bentuk yang lain [terlahir kembali] menurut perbuatannya di masa lampaunya sesuai akumulasi karmanya sendiri. Mengambil bentuk-bentuk kelahiran yang berbeda-beda, terus mengembara di alam semesta.

Hal ini sesuai dengan hukum afinitas, suatu atman/roh yang mempunyai kebiasaan tertentu akan lahir dalam tubuh yang paling sesuai untuk menampilkan kebiasaan trsbt. Hal ini sejalan dengan sains, karena sains ingin menjelaskan segala sesuatu melalui kebiasaan; Kebiasaan diperoleh dengan repatisi atau mengulang - ulang. Jadi, pengulangan diperlukan untuk menjelaskan kebiasaan yang di alami dari atman/roh yang baru terlahir kembali.
( ilustrasi )

    Ada berbagai sebab mengapa kita terus - menerus mengalami lahir - hidup - mati dalam siklus samsara, tapi ada sebab yang paling penting dan utama adalah manas [pikiran] dan ahamkara [ke-aku-an atau ego]. Pikiran yang terbenam dalam avidya [kesalahan/kebodohan/ke-tidak-tahuan] serta ahamkara [ke-aku-an atau ego] adalah yang menyebabkan kita terus menerus mengalami siklus samsara atau lahir-hidup-mati yang terus berulang - ulang.

Tidak hanya sebatas itu, pikiran yang salah serta ke-aku-an juga adalah yang menyebabkan dimana-mana terjadi persaingan, perebutan, perdebatan, pertengkaran, perceraian, kebencian, konflik, kejahatan, perkelahian bahkan peperangan. Dimana kita saling menyakiti satu sama lain. padahal sesungguhnya kehidupan sebagai manusia dalam siklus samsara, bisa di ibaratkan seperti meniti "titi ugal-agil" [jembatan berupa sebatang kayu kecil yang amat goyah], yang di bawahnya ada jurang yang sangat dalam. Hanya persoaalan waktu yang menentukan kita jatuh ke dalam jurang.

     Artinya kalau kita salah melangkah, dalam perjalanan kehidupan berikutnya kita bisa terjerumus ke dalam kelahiran sebagai manusia yang kehidupannya penuh dengan kesengsaraan, sebagai mahluk - mahluk alam bawah, atau bahkan sebagai binatang.

        [Rig Veda I.164.38]
Atman/Roh yang memiliki tubuh sementara, mengambil bentuk eksistensi lain mahluk seperti ini atau seprti itu [terlahir kembali] menurut perbuatannya [sesuai dengan karmanya] sendiri.

      Dengan kata lain, dalam kelahiran sebagai manusia ini sangat - sangat mendesak bagi kita sebagai manusia untuk segera sadar karena kita semua sedang meniti ugal-ugil. Kita tidak puas dengan gaji kemudian kita korupsi, itu jatuh ke dalam ke dalam jurang. Kita tidak puas dengan pasangan hidup kemudian selingkuh, itu jatuh ke dalam jurang Dsb-nya. Kita akan menyakiti dan melukai diri sendiri maupun orang lain. Pada akhirnya kelak diri kita sendiri juga yang akan terjerumus ke dalam jurang kegelapan dan kesengsaraan.

    Dalam ajaran yang tidak mengenal/mempercayai siklus Samsara [kelahira-hidup-mati], mereka akan selalu bertanya "Kalau siklus Samsara [kelahira-hidup-mati] memang benar - benar ada, kenapa manusia terus bertambah ?" pertanyaan inilah yang paling sering muncul. Dalam pertanyaan ini, jawabannya sangatlah simple, yaitu "Karena dalam kehidupan di Bumi sekarang ini, sesuatu yang bertambah pasti ada yang berkurang". Hal ini merupakan fakta dari perkembangan manusia yang begitu pesat dan mengurangnya spesies hewan/tumbuhan. Dalam hal ini, otomatis kedudukan Atman/Roh dalam hewan/tumbuhan derajat nya naik menjadi manusia, karena hewan/tumbuhan tidak terikat oleh karma. Karena Atman/Roh pada tumbuhan - tumbuhan hanya memiliki kekuatan untuk tumbuh/bergerak/berbuat yaitu Eka Pramana( Bayu ), Atman/Roh pada hewan memiliki daya tumbuh dan bersuara yaitu Dwi Pramana( Bayu, Sabda ), dan Atman/Roh Manusia di anugrahi perbuatan, berbicara dan fikiran/etika yaitu Tri Pramana ( Bayu, Sabda dan idep ). Hanya ciptaan-Nya yang mempunyai Tri Pramana sajalah yang bisa melakukan karma, dengan kata lain tumbuhan dan hewan tidak terikat oleh Asubhakarma, dan bisa naik kedudukan menjadi Manusia.
Mengingat kedudukan Atman/Roh itu sifatnya seperti Tuhan, tidak dapat di pungkiri bahwa Atman/Roh itu tidak terbatas jumlahnya serta Alam semesta ini sangatlah luas dan Bumi bukan hanya Planet satu - satunya yang memiliki kehidupan di Alam semesta yang tak terbatas ini.

Konsep Reinkarnasi antara lain :

1. Karma hanya untuk manusia.
2. Setiap perbuatan dan amalan yang kita lakukan akan menghasilkan karma yang kita raih.
3. Karma ialah perbuatan yang akan menghasilkan buah dari apa yang telah kita perbuat.
4. Setiap Pikiran, perkataan, dan perbuatan adalah Karma, dan setiap karma akan menghasilkan Buah.
5. Setiap perkara yang manusia lakukan dan hasil karmanya akan di rekam di dalam "internal mind" dan "Akasi Record" atau "Karana Sarira"
6. Apabila seseorang meninggal dunia, hanya badan fisik saja yang mati.
7. Atman/Roh, Minda dan internal Mind dia akan keluar dari badan tersebut dan akan menunggu untuk kelahiran seterusnya.
8. Kehidupan seterusnya akan disesuaikan tergantung karma yang telah dilakukan pada kelahiran sebelumnya
9.  Dalam kepercayaan Hindu, Dosa yang lebih besar dari pada Pahala akan di masukkan ke surga terlebih dahulu, begitu sebaliknya.
10. Selepas tempuh  Karmanya habis di sebuah Surga/Neraka, Atman/Roh akan dilahirkan kembali di Dunia.
11. sebuah Atman/Roh yang sudah terbebas dari avidya [kesalahan/kebodohan/ke-tidak-tahuan], mengetahui realitas diri yang sejati [Atma jnana] dan mengalami pembebasan sempurna [Moksha], tidak perlu terlahir kembali ke dunia material ini.

Mohon Maaf jika ada salah kata dan kalimat yang menyinggung
Om santih, santih, santih Om
( Smoga damai di hati, damai di dunia, dan damai di akhirat )




Sumber :


Weda bukanlah kumpulan Kitab



    Masyarakat Hindu mendapatkan agamanya dari Wahyu, yaitu Weda. Mereka mengatakan bahwa Weda adalah tanpa awal dan tanpa akhir. Mungkin hal ini membingungkan bagi anda, bagaimana mungkin buku tidak mempunyai awal maupun akhir:
Tetapi Veda bukanlah kumpulan kitab. Weda adalah kumpulan kaidah spritual yang kaya, ditemukan oleh orang - orang berbeda, pada saat yang berbeda.

Baca juga: - Mencari kebahagiaan abadi ?
                 - apa itu samsara ?      Ibaratnya hukum gravitasi yang sudah ada sebelum ditemukan orang,  dan akan tetap ada kulaupun umat manusia melupakannya demikian pula dengan kaidah yang mengatur dunia spiritual.  Hubungan moral,  etika dan spiritual antara jiwa dengan jiwa,  dan antara spirit individual dengan Bapak dari semua spirit,  sudah ada sebelum manusia menyadarinya, dan akan tetap ada, kalaupun kita melupakannya.
   
     Penemu kaidah-kaidah tersebut disebut Resi Rishi dan kami menghormati mereka sebagai mahluk yang sempurna.  Dengan senang hati saya mengatakan kepada anda bahwa yang paling hebat di antara mereka adalah Resi perempuan.

     Pada titik itu,  bisa diperdebatkan bahwa sebagai kaidah,  mungkin saja tidak ada akhirnya.  Tapi kaidah itu pasti punya awal.  Weda mengajarkan bahwa penciptaan adalah tanpa awal atau akhir. Ilmu juga membuktikan bahwa jumlah total dari energi kosmik selalu sama.  Jadi,  jika ada saat di mana tidak ada eksistensi apapun,  di manakah semua energi tersebut termanifestasikan?  Beberapa pihak mengatkan energi itu ada dalam bentuk potensial di dalam diri Tuhan.  Jika demikian maka Tuhan kadang-kadang bersifat potensial,  dan kadang-kadang bersifat kinetik,  artinya Dia bisa berubah.  Segala sesuatu yang bisa berubah adalah senyawa,  dan semua senyawa harus mengalami perubahan yang disebut sebagai perusakan.  Jadi Tuhan akan mati, -- sebuah gagasan absrud. Jadi, tidak pernah ada masa di mana tidak ada penciptaan.

     Izinkan saya menggunakan kiasan, kreasi ( penciptaan ) dan kreator ( pencipta ) adalah dua garis tanpa awal dan tanpa akhir, terbentang sejajar. Tuhan adalah pemelihara yang selalu aktif;  melalui kekuatannya sistem sistem berevolusi dari kekacauan, berjalan beberapa saat, lalu dirusak lagi. Inilah yang diulang oleh murid Weda setiap hari;  "Matahari dan bulan, yang di ciptakan oleh Tuhan, seperti matahari dan bulan dari siklus yang lalu". Dan, hal ini sesuai dengan ilmu pengetahuan modern.

Saya adalah Jiwa, bukanlah raga


     Saya berdiri di sini dan bila saya menutup mata serta mencoba melahirkan eksistensis saya sendiri "saya" "saya" "saya"--- apa gagasan yang ada dalam diri saya? Suatu tubuh. Lalu, apakah saya bukan apa2 tetapi hanya kombinasi substansi material? Veda mengatakan "Tidak". Saya adalah jiwa yang hidup dalam sebuah tubuh. Saya bukanlah tubuh. Tubuh akan mati, saya tidak akan mati. Saya ada dalam tubuh; tubuh akan hancur, tapi saya akan terus hidup. Saya juga mempunyai masa lalu. Jiwa tidak diciptakan, karena penciptaan berarti suatu kombinasi, yang artinya pasti akan terdisintegrasi di masa datang. Jika jiwa diciptakan, maka ia harus mati (sama halnya seperti badan yang di ciptakan dan mati)

Baca juga: - Mengenal kematian

Beberapa orang dilahirkan penuh kebahagiaan, mempunyai kesehatan baik, dengan tubuh yang indah, mental yang kuat dan semua kebutuhan terpenuhi. Orang lain dilahirkan, ada yang tanpa tangan atau kaki, ada yang idiot, dan menjalani kehidupan yang penuh kesengsaraan. Jika semuanya diciptakan, mengapa Tuhan yang maha adil dan pemurah menciptakan suatu orang bahagia tetapi yang lain tidak bahagia? Mengapa ia pilih kasih?
 Tidak ada artinya mengatakan bahwa mereka yang sengsara pada kehidupan ini akan menjadi lebih baik di kehidupan mendatang serta tidak ada artinya jika semua itu adalah cobaan untuk manusia yg dipilih oleh tuhan. Mengapakah manusia harus sengsara bahkan di sini, dalam rengkuhan tuhan yang adil dan pemurah?

Gagasan Tuhan sebagai pencipta tidak menjelaskan anomali di atas, melainkan hanya mengungkapkan tindakan kejam dari mahkluk yang mempunyai kekuasaan penuh, disini kita menggunakan fikiran terbuka. Karena itu, harus ada sebab, sebelum kelahiran, yang membuat seseorang manusia sengsara atau bahagia, yaitu tindakannya di masa lalu.
Kita tidak bisa menolak bahwa tubuh mendapatkan kecenderungan tertentu karena keturunan. Tetapi kecenderungan trsbt hanyalah konfigurasi fisik sebagai sarana bagi pikiran tertentu untuk bertindak dalam cara tertentu. Ada kecenderungan lain dalam jiwa yang disebabkan oleh tindakannya di masa lalu. Dan, sesuai hukum afinitas, suatu jiwa yang mempunyai kcenderungan tertentu akan lahir dalam tubuh yang paling sesuai untuk menampilkan kecenderungan trsbt. Hal ini sejalan dengan sains, karena sains ingin menjelaskan segala sesuatunya melalui kebiasaan; kebiasaan diperoleh dengan repetisi atau mengulang ulang. Jadi, pengulangan diperlukan untuk menjelaskan kebiasaan alami dari jiwa yang baru. Dan karena kebiasaan trsbt tidak diperoleh pada kehidupan saat ini, tentunya hal itu diperoleh dari kehidupan yg lalu.

Ada gagasan lain. Mengapa sya tidak dpat mengingat sesuatupun dari kehidupan lalu saya? Ini dapat dijelaskan dengan mudah. Sekarang saya sedang berbicra dalam bahasa ingris, yang bukan bahasa ibu saya. Bahkan tidak ada satu katapun dalam bahasa ibu saya yang saat ini terlintas dalam kesadaran sya. Tetapi kalau saya mencoba mengeluarkannya, maka bahasa ibu saya akan muncul dalam benak sya. Hal ini menunjukan bahwa kesadaran hanyalah permukaan dari samudra mental dalam samudra itulah tersimpan semua pengalaman kita. Coba dan cobalah, maka pengalaman itu muncul, dan anda akan sadar mengenai kehidupan yang lalu.
Bukti trsbt sudah jelas. Verifikasi adalah bukti sempurna dari sebuah teori. Dan itulah tantangan yang dihadapi para resi( orang suci ). Kami telah menemukan rahasia bagaimana samudera memori yang amat dalam bisa dimunculkan, cobalah dan anda akan memperoleh ingatan menyeluruh tentang kehidupan anda di masa lalu.

Jadi seorang hindu percaya bahwa dia adalah sebuah jiwa. Ia yang tidak bisa ditusuk oleh pedang- ia yang tidak bisa dibakar oleh api - ia yg tidak bisa dicairkan oleh air - ia yang tidak bisa dikeringkan oleh udara. Seorang hindu prcya bahwa setiap jiwa adalah sebuah lingkaran, yang kelilingnya tidak berada dimana², tetapi pusatnya terletak di dalam badan. Dan, bahwa kematian berarti perpindahan inti tersebut dari sbuah badan ke badan lain. Jiwa juga tidak terikat oleh kondisi material. Pada dasarnya, jiwa adalah bebas, tidak terikat, suci murni, dan sempurna. Tetapi karena sesuatu sebab, jiwa menemukan dirinya terikat pada materi dan berfikir bhwa ia adalah materi.

Follow us on Facebook

Translate