Dalam ajaran Hindu dan Budha kita
sering mendengar istilah Karma Phala atau hukum sebab akibat. Hukum ini adalah
salah satu dari banyak hukum alam yang mengatur dunia ini. Sekilas hukum Karma
ini hanya dipahami oleh Agama Hindu dan Budha, namun hukum ini sebenarnya
diajarkan di semua kepercayaan dengan pembahasan dan bahasa yang berbeda.
Saudara kita yang beragama lain mengenal konsep Dosa dan Pahala, suatu konsep
bahwa apa yang dilakukan seseorang akan dicatat, dan dikembalikan kepada orang
yang melakukan dengan ukuran yang tepat dan pasti. Terdengar familiar bukan? Tentu saja itu terdengar
sangat familiar, hanya menggunakan
bahasa yang berbeda. Namun bahkan tidak semua orang Hindu dan Budha mengerti dan memahami apa itu Karma dan bagaimana Karma bekerja.
Karma
adalah salah satu hal yang
menarik untuk dibahas karena dengan memahami karma phala atau hukum
sebab
akibat kita akan lebih mudah menjalani hidup kita dengan indah, dan kita
dapat “mengatur”
apa yang akan kita terima di masa depan. Tentu semua menginginkan hidup
yang
indah, berkecukupan dan damai. Dan hal hal tersebut hanya akan anda
rasakan
dengan memahami hukum karma pala. orang yang tidak memahami karma akan
merasa bahwa dunia ini tidaklah adil walaupun sebenarnya Ketidakadilan
yang dirasakannya adalah suatu Ketidakadilan Yang Adil.
Secara harafiah, Karma berasal dari bahasa
Sansekerta dari urat kata “Kr” yang berarti membuat atau berbuat, maka dapat
disimpulkan bahwa karmapala berarti Perbuatan atau tingkah laku. Dan Phala berarti buah atau hasil. Hukum Karma Phala berarti : Suatu
peraturan atau hukuman dari hasil dalam suatu perbuatan.
Disini saya akan bagikan beberapa hal
yang tidak dipahami (atau terlupakan) oleh banyak orang. Bagi anda yang belum
memahami apa yang saya tulis, saya harap ini akan memberikan pandangan pada
anda tentang hukum karma, dan bagi anda yang sudah mengetahuinya, semoga ini
menjadi penguatan dan mari sama sama kita berlatih untuk menerapkan semua dalam
hidup sehari hari kita. Karena suatu ilmu tanpa diamalkan tidak akan membawa
kebaikan bagi kita.
Pertama, Pada
hukum karma dikatakan bahwa kita akan mendapatkan (memanen) apa yang kita
tanam. Jadi jangan harap kita mendapatkan sebuah kemakmuran bila kita tidak menanam
kemakmuran, jangan berharap kita mendapatkan kesehatan tanpa menanam kesehatan,
dan yang sering tidak kita sadari, jangan berharap kita memanen kesehatan
setelah menanam kemakmuran karena hukum karma bersifat pasti dan adil dan tepat.
Tentu saja anda tidak akan mendapatkan mangga bila menanam tanaman selain
mangga.
Kedua karma
perlu waktu untuk berbuah. Sama seperti sebuah pohon, karma perlu waktu untuk
menghasilkan pala. Hal ini yang sering dilupakan oleh banyak orang. Ada orang
yang dalam beberapa tahun melakukan hal buruk dan bertobat, namun setelah
beberapa minggu mencoba menjadi orang baik tapi terus merasakan kesialan dan
akhirnya berpikir bahwa percuma melakukan hal baik karena akhirnya akan
mengalami kesialan juga.
Ini dapat dianalogikan sebagai seorang petani yang
sudah menanam ubi selama bertahun tahun. Petani itu sudah memanen satu lumbung
penuh dengan ubi. Suatu hari petani itu memilih untuk menanam padi. Dia mulai
menanam padi dan setelah dua minggu dia merasa percuma karena walaupun menanam
padi dia harus tetap memakan ubi hasil panennya sebelumnya. Ya wajar saja dia
masih harus makan ubi, padi yang dia tanam memerlukan waktu untuk dapat dipanen
dan dia sudah punya satu lumbung penuh ubi. Ya mau tidak mau dia masih harus
memakan ubi nya.
Ketiga Karma bersifat tepat dan pasti. Artinya siapa
yang menanam, dia yang harus menuai. Banyak pemahaman diluar sana bahwa apabila
kakeknya melakukan suatu kesalahan, ada kemungkinan cucunya yang akan menerima
phala nya. Hal ini tidaklah mungkin. Karma bersifat personal dan tidak dapat di
pindah nama kan. Pada saat berdonasi mungkin kita bisa lakukan mewakili ayah/ibu
kita, namun karma yang sudah tertulis atas nama kita ya harus kita terima pada
saat matang nanti. Kita dapat menghindar, namun itu hanya suatu penundaan. Karena
kita harus menerimanya ya kita pasti menerimanya.
Masih banyak yang dapat dibahas yang
berhubungan dengan karma, namun untuk sekarang biarlah kita meresapi tiga poin
yang saya jabarkan diatas. Ingat suatu pengetahuan tidak akan bermakna bila
tidak diaplikasikan dalam kehidupan sehari hari kita.
Semoga artikel ini bermanfaat
-Mahotama Seputra-
Untuk membaca artikel artikel saya
yang lain dapat diakses di blog pribadi saya GitaJiwa
Izinkan saya berkomentar dan memberi masukkan.
ReplyDeleteAda satu lagi poin yang perlu di ketahui, Karma itu bekerja dengan sebuah proses antara aksi dan reaksi. Terkadang orang yang mengerti tentang Karma Phala, masih merasa tidak adil akan system ini. Nah disinilah pernyataan system aksi dan reaksi yang merupakan dasar atas sebab dari Karma yang sudah dilakukan. Terkadang orang bertanya kepada batinnya, "Apa salah saya sampai saya di perkosa seperti ini ? Padahal pakaian saya santu, dan saya tidak pernah neko² atau macam² atau bergaul bebas". Nah disinilah yang membuat seorang akan bimbang terhadap konsep ini. Sebenarnya hal ini Merupakan sebab dari "Aksi" Karma dari seorang yang saling berintraksi ke satu sama lain, antara Aksi dan reaksi itu berbeda. Sekian dari komentar saya, dan terimakasih bli.
sabar bro... ada bagian 2 dst.. sengaja dirilis 3 poin dulu biar gak puyeng yang baca...
DeleteOhh iya, part I ya, hehe...
Delete