Home » , » Samsara Perjalanan Sang Jiwatman

Samsara Perjalanan Sang Jiwatman

Samsara Perjalanan Sang Jiwatman

Walaupun kehidupan ini terlihat sangat singkat dan seolah-olah hanya sekali saja, tapi sesungguhnya semua mahluk sudah mengalami jutaan kali pengalaman lahir-hidup-mati lahir-hidup-mati dalam siklus samsara [kelahiran kembali yang berulang-ulang].

Sejak jaman yang sangat kuno sampai jaman sekarang ini, para orang-orang suci dengan kekuatan mata bathin beliau telah dapat mengetahui adanya fenomena samsara. Di dalam kitab suci Veda sendiri terdapat puluhan sloka yang membahas tentang samsara, seperti misalnya :

Jivo mrtasya carati svadhabhih
A varivarti bhuvanesu-antah
[Atharva Veda IX.10.8]
Artinya :
Jiwa sebuah tubuh yang mati, mengambil bentuk yang lain [terlahir kembali] menurut perbuatannya di masa lampaunya [akumulasi karmanya sendiri]. Mengambil bentuk-bentuk [kelahiran] yang berbeda-beda, terus mengembara di alam semesta.

Ada berbagai sebab mengapa kita terus-menerus mengalami lahir-hidupmati dalam siklus siklus samsara, tapi sebab yang paling penting dan utama adalah manas [pikiran] dan ahamkara [ke-aku-an atau ego]. Pikiran yang terbenam dalam avidya [salah, bodoh, tidak tahu] serta ahamkara [ke-aku-an, ego] adalah yang menyebabkan kita terus menerus mengalami siklus samsara atau siklus lahir-hidup-mati yang terus berulang-ulang.

Tidak hanya sebatas itu, pikiran yang salah serta ke-aku-an juga adalah juga yang menyebabkan dimana-mana terjadi persaingan, perebutan, perdebatan, pertengkaran, perceraian, kebencian, konflik, kejahatan, perkelahian bahkan peperangan. Dimana kita saling menyakiti satu sama lain. Padahal sesungguhnya kehidupan sebagai manusia dalam siklus siklus samsara, bisa diibaratkan seperti meniti “titi ugal-agil” [jembatan berupa sebatang kayu kecil yang amat goyah], yang dibawahnya ada jurang yang sangat dalam. Hanya persoalan waktu kita jatuh ke dalam jurang.

Artinya kalau kita salah melangkah, dalam perjalanan kehidupan berikutnya kita bisa terjerumus ke dalam kelahiran sebagai sebagai manusia yang hidupnya penuh kesengsaraan, sebagai mahluk-mahluk alam bawah, atau bahkan sebagai binatang.

Apan pran eti svadhaya grbhito
Amartyo martyena sayonih
[Rig Veda I.164.38]

Artinya :
Jiwa yang memiliki tubuh yang sementara, mengambil bentuk eksistensi lain mahluk seperti ini atau seperti itu [terlahir kembali] menurut perbuatannya [sesuai dengan karmanya] sendiri.

Dengan kata lain, dalam kelahiran sebagai manusia ini sangat-sangat mendesak bagi kita sebagai manusia untuk segera sadar karena kita semua sedang meniti titi ugal-agil. Kita tidak puas dengan gaji kemudian kita korupsi, itu jatuh ke dalam jurang. Kita tidak puas dengan pasangan hidup kemudian selingkuh, itu jatuh ke dalam jurang. Dsb-nya. Kita akan menyakiti dan melukai diri kita sendiri maupun orang lain. Pada akhirnya kelak diri kita sendiri juga yang akan terjerumus ke dalam jurang kegelapan dan kesengsaraan.

Sehingga dalam hidup ini kita tidak punya pilihan lain selain berjalan di jalan dharma. Karena hanya dengan begitu kita bisa memperoleh keselamatan, kebahagiaan dan kedamaian dalam hidup. Terlebih lagi kalau kita bisa terbebas dari avidya [kebodohan], mengetahui realitas diri yang sejati [atma jnana] dan mengalami pembebasan sempurna [moksha].
Ulasan selanjutnya membahas tentang KEMATIAN, ingin lihat kelannjutannya ? Bisa klik MENGENAL KEMATIAN
reinkanasi.jpg (566×781)


 Sumber: Buku Samsara, Perjalanan Sang Atma, Karya I Nyoman Kurniawan

2 comments:

  1. masih bukunya min/
    saya beli Buku Samsara, Perjalanan Sang Atma, Karya I Nyoman Kurniawan
    di toga mas, n gramedia habis wa saya bos atau email kontak di www.TAKENOE.COM

    ReplyDelete
  2. om Swastiastu
    saya ingin membeli buku samsara perjalanan sang atma
    dimana saya bisa membelinya?

    ReplyDelete

Silahkan berkomentar secara sopan dengan menggunakan bahasa baku yang baik dan benar demi menghindari spam.

Follow us on Facebook

Translate