Home » , , , » Saya adalah Jiwa, bukanlah raga

Saya adalah Jiwa, bukanlah raga


     Saya berdiri di sini dan bila saya menutup mata serta mencoba melahirkan eksistensis saya sendiri "saya" "saya" "saya"--- apa gagasan yang ada dalam diri saya? Suatu tubuh. Lalu, apakah saya bukan apa2 tetapi hanya kombinasi substansi material? Veda mengatakan "Tidak". Saya adalah jiwa yang hidup dalam sebuah tubuh. Saya bukanlah tubuh. Tubuh akan mati, saya tidak akan mati. Saya ada dalam tubuh; tubuh akan hancur, tapi saya akan terus hidup. Saya juga mempunyai masa lalu. Jiwa tidak diciptakan, karena penciptaan berarti suatu kombinasi, yang artinya pasti akan terdisintegrasi di masa datang. Jika jiwa diciptakan, maka ia harus mati (sama halnya seperti badan yang di ciptakan dan mati)

Baca juga: - Mengenal kematian

Beberapa orang dilahirkan penuh kebahagiaan, mempunyai kesehatan baik, dengan tubuh yang indah, mental yang kuat dan semua kebutuhan terpenuhi. Orang lain dilahirkan, ada yang tanpa tangan atau kaki, ada yang idiot, dan menjalani kehidupan yang penuh kesengsaraan. Jika semuanya diciptakan, mengapa Tuhan yang maha adil dan pemurah menciptakan suatu orang bahagia tetapi yang lain tidak bahagia? Mengapa ia pilih kasih?
 Tidak ada artinya mengatakan bahwa mereka yang sengsara pada kehidupan ini akan menjadi lebih baik di kehidupan mendatang serta tidak ada artinya jika semua itu adalah cobaan untuk manusia yg dipilih oleh tuhan. Mengapakah manusia harus sengsara bahkan di sini, dalam rengkuhan tuhan yang adil dan pemurah?

Gagasan Tuhan sebagai pencipta tidak menjelaskan anomali di atas, melainkan hanya mengungkapkan tindakan kejam dari mahkluk yang mempunyai kekuasaan penuh, disini kita menggunakan fikiran terbuka. Karena itu, harus ada sebab, sebelum kelahiran, yang membuat seseorang manusia sengsara atau bahagia, yaitu tindakannya di masa lalu.
Kita tidak bisa menolak bahwa tubuh mendapatkan kecenderungan tertentu karena keturunan. Tetapi kecenderungan trsbt hanyalah konfigurasi fisik sebagai sarana bagi pikiran tertentu untuk bertindak dalam cara tertentu. Ada kecenderungan lain dalam jiwa yang disebabkan oleh tindakannya di masa lalu. Dan, sesuai hukum afinitas, suatu jiwa yang mempunyai kcenderungan tertentu akan lahir dalam tubuh yang paling sesuai untuk menampilkan kecenderungan trsbt. Hal ini sejalan dengan sains, karena sains ingin menjelaskan segala sesuatunya melalui kebiasaan; kebiasaan diperoleh dengan repetisi atau mengulang ulang. Jadi, pengulangan diperlukan untuk menjelaskan kebiasaan alami dari jiwa yang baru. Dan karena kebiasaan trsbt tidak diperoleh pada kehidupan saat ini, tentunya hal itu diperoleh dari kehidupan yg lalu.

Ada gagasan lain. Mengapa sya tidak dpat mengingat sesuatupun dari kehidupan lalu saya? Ini dapat dijelaskan dengan mudah. Sekarang saya sedang berbicra dalam bahasa ingris, yang bukan bahasa ibu saya. Bahkan tidak ada satu katapun dalam bahasa ibu saya yang saat ini terlintas dalam kesadaran sya. Tetapi kalau saya mencoba mengeluarkannya, maka bahasa ibu saya akan muncul dalam benak sya. Hal ini menunjukan bahwa kesadaran hanyalah permukaan dari samudra mental dalam samudra itulah tersimpan semua pengalaman kita. Coba dan cobalah, maka pengalaman itu muncul, dan anda akan sadar mengenai kehidupan yang lalu.
Bukti trsbt sudah jelas. Verifikasi adalah bukti sempurna dari sebuah teori. Dan itulah tantangan yang dihadapi para resi( orang suci ). Kami telah menemukan rahasia bagaimana samudera memori yang amat dalam bisa dimunculkan, cobalah dan anda akan memperoleh ingatan menyeluruh tentang kehidupan anda di masa lalu.

Jadi seorang hindu percaya bahwa dia adalah sebuah jiwa. Ia yang tidak bisa ditusuk oleh pedang- ia yang tidak bisa dibakar oleh api - ia yg tidak bisa dicairkan oleh air - ia yang tidak bisa dikeringkan oleh udara. Seorang hindu prcya bahwa setiap jiwa adalah sebuah lingkaran, yang kelilingnya tidak berada dimana², tetapi pusatnya terletak di dalam badan. Dan, bahwa kematian berarti perpindahan inti tersebut dari sbuah badan ke badan lain. Jiwa juga tidak terikat oleh kondisi material. Pada dasarnya, jiwa adalah bebas, tidak terikat, suci murni, dan sempurna. Tetapi karena sesuatu sebab, jiwa menemukan dirinya terikat pada materi dan berfikir bhwa ia adalah materi.

1 comments:

  1. dibanyakin lagi postingannya dan berbanyak koment gan :)

    ReplyDelete

Silahkan berkomentar secara sopan dengan menggunakan bahasa baku yang baik dan benar demi menghindari spam.

Follow us on Facebook

Translate